
Begitu indah terasa persatuan pada seluruh umat muslim yang menggambarkan indahnya persaudaran ketika memasuki awal Ramadhan, saling bangun-membangunkan, beri memberi -makanan dan penuhnya mesjid – mesjid bahkan saat adzan belum berkumandang semua umat muslim mulai dari yang terkecil hingga yang Lansia pun penuh dengan semangat, suara ceramah/siraman rohani mulai menggema di langit khususnya Indonesia di iringi suara petasan yang sangat tak sejalan dengan kemuliaan Ramadhan. Bagaikan semut yang di hujani gula, umat muslim keluar dari persembunyiannya dan berbondong-bondong pula mendatangi mesjid-mesjid tepat saat setelah adzan Shalat Isya berkumandang dan saat-saat seperti ini sangat terasa kurangnya jumlah mesjid di negara ini.
Lantunan ayat suci Al-Qur’an
menggema menghiasi indahnya malam Ramadhan, itulah yang benar-benar terjadi dan
mengisi sebulan penuh Ramadhan. Tak cukup hanya itu kemualiaan Ramadhan juga
tergambar dengan berkurangnya tingkat kriminalitas dan kejahatan remaja serta
pergaulan bebas di kalangan remaja dimana semua orang d subukkan dengan amal
kebaikan dan menjaga diri agar puasa dan ibadah lainnya yang sedang di jalankan
tidak terkotori dengan hal-hal yang dapat mengotorinya. Di hiasi juga dengan
penghormatan agama lain terhadap umat muslim untuk tidak membuka tempat-tempat
yang dapat merusak nilai ibadah secara terang-terangan, pemerintah, organisasi
Islam dan kemasyarakatan serta mahasiswa pun di sibukkan dengan penertiban
tempat-tepat hiburan yang juga dapat merusak amalan pada bulan Ramadhan seperti
Diskotik, tempat penjualan Mikol, warnet dll. Sungguh tak tergambarkan betapa
banyaknya kebaikan bertabur di bulan ini, bahkan semua umat muslim ber Fastabiqul Khairat (Berlomba-lomba dalam
kebaikan) dalam setiap hebusan nafasnya pada bulan Ramadha.
Sangat di sayangkan perlahan seiring
berjalannya waktu semakin mendekati hari kemenangan Idul Fitri semua itu mulai
mengendur dan semangat mulai memudar, mesjid yang awalnya terasa sangat kurang
pun kembali terasa sangat mubajir, amalan baikpun hampir tidak terlihat karena
di sibukkan dengan tidur karena lelahnya puasa, syaitanpun mulai terlihat dalam
menjalankan akdi-aksinya terlebih ketika akan semakin mendekati akhir Ramadhan
akan semakin besarnya himbauan akan keberhati-hatian terhadap pencurian yang
akan semakin marak yang sebenarnya juga banyak di lakukan oleh umat muslim itu
sendiri. Kesucian Ramadhan pun berkurang perlahan seriring berakhirnya Rmadhan.
Takbiran, Malam yang Meminta Meminta Turunya
Laknattullah

Sungguh mereka semua mencederai
arti kemegahan bulan suci Ramadhan dan Hari kemenangan Idul Fitri. Tak sedikit
pula mereka yang melakukan apa yang menjadi larangan dalam islam, petasan di
sana-sini, pasangan yang bukan muhrin menempel diatas motor-motor yang juga
ikut mengumandangkan takbir setelah sebulan penuh mereka tidak menempel,
ributnya suara takbir yang merusak Adzan dan Shalat Isya di setiap mesjid dan
tak sedikit pula yang melupakan Isya demi takbiran yang jangankan wajib bahkan
sunnah pun tidak untuk merayakannya dengan menjerit-jerit di jalanan dan
berkeliaran.
Sungguh benar-benar merasakan
kemerdekaan yang begitu mendalam akan tetapi sangat mencederai nilai-nilai
Islam di dalamnya dan sungguh ini memanggil Laknat Allah SWT.
Idul Fitri dan Syawal Hari dan Bulan turunnya Hujan Laknat Allah
Idul fitri pun tiba tepat pada
tanggal 1 syawal pada bulan Hijiriah, persatuan umat muslim semakin terasa akan
tetapi tetap tercemari dengan hal-hal yang tidak semestinya terjadi. Masih
banyak perjinahan yang terjadi di kalangan remaja di tempat-tempat
hiburan,perjudian meningkat karena tak lazim setiap orang memiliki banyak
tunjangan hari raya. Semua umat islam di
hari ini benar-benar menang, ada yang menang dalam ketaqwaan dan tak sedikit
pula yang menang dalam kemaksiatan sungguh ini benar-benar menjadi awal bulan
yang sekaligus juga menjadi awal turunnya Hujan Laknat Allah SWT.
Penuh di bulan syawal kemasiatan
yang biasa terjadi pun kini semakin marak, penjualan Mikol kembali beroprasi,
tempat-tempat pelacuran kembali di buka, perjudian di sana-sini, tingkat
kriminalitas pun kembali meningkat seperti biasanya, bukan kah semua umat
muslim sudah menjalankan latihan satu bulan penuh Ramadhan ? apakah ini
kemenangan Idul Fitri ? sungguh miris hati ini tak sedikit orang yang salah
kaprah dalam memahami hari Kemanangan termasuk para pemimpin di negeri ini.
Karena sesungguhnya Idul fitri adalah hari kemenagan kepada orang-orang yang
mampu menjalankan latihannya pada Ramadhan di hari-hari setelah Idul Fitri.
Dalam sebuah Hadits Rasulullah
Bersabda :
“Beruntunglah
yang barang siapa hari ini lebih baik dari hari kemarin, merugilah yang barang
siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin dan CELAKALAH yang barang siapa
yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin”
Dalam hadits ini jelas kita melihat
betapa celakannya orang-orang yang hari-hari setelah idul fitri sangat lebih
buruh dari hari dimana ia menjalankan amalan pada bulan Ramadhan dan betapa
celakanya negara ini yang kembali membebaskan tempat kemaksiatan kembali
beroperasi. Apakah ini yang kita semua inginkan , setidaknya ini dapat menjadi
perenungan mendalam bagi kita semua sehingga kita tidak terjebak dengan
budaya-budaya dalam hari kemenangan yang sangat menyalahi. Bukankah ini itu
semua menjadikan kita orang-orang yang meminta celaka pada malam takbiran dan
mendapatkan celaka pada Idul fitri dan di bulan syawah yang sesungguhnya adalah
hari dan bulan kemenangan atas ketaqwaan kita sebulan penuh di Ramadhan.
Semoga yang nulis g ikut menikmati hujan laknat di idul fitri.....
BalasHapusyups,,opini yg bagus, sesuai realita. sekedar menambahkan bg.... semua itu karena pengaruh modrenisasi,, pengaruh budaya barat. susah untuk dihilangkan, jadi hawa nafsu yang menjadi penggendalinya.
BalasHapus